Senin, 30 Juni 2014
Kamis, 19 Juni 2014
Akhirnya..., setelah ketunda ini itu, sana sini dan males nyari bahannya. Eehh selesai juga nyobain buat. Berawal dari bros yang sering aku pake muncullah ide buat belajar membuatnya. Seru dan nyenengin....:)
Butuh sedikit sentuhan tangan, kreativitas dan kesabaran, mudah aja kok buatnya.
Banyak yang bilang bagus dan cantik, beneran bagus yaaa...hehehe
Bahkan ada yang nyaranin buat dijualin gitu, sempet kepikiran juga sih tapi gimana mulainya....:D
Udah bisa membuatnya aja waduuhh seneng banget deeh.
Sekarang lagi pengen buat sebanyak-banyaknya, trus bikin kaya apa lagi yaaa?
Ada yang punya saran....hihihi
Rabu, 04 Juni 2014
Aku ompong...:)
Temen-temen hari ini gigi aku ompong, liattt bolong kan ....:)
Aku berani juga loh pergi ke Dokter gigi, temen-temen juga harus berani ya karena ga nakutin kok, dokternya baik. Aku aja ga nangis waktu gigi aku dicabut, beneran ga serem kok.
Aku juga seneng banget waktu dokter aku bilang, kalu gigi aku bagus, rapi dan bersih. Dokternya tahu looh kalau aku rajin gosok gigi dan ga suka makan premen.
Oh iyaa...., aku dapet hadiah es krim looh karena aku pinter dan berani.
Horeeyyyy aku ompooongg, aneh aku liat gigiku tapi masih cantik ya temen-temen...hehehe.
Aku gak takut lagi ke Dokter gigi...:)
Temen-temen juga harus berani yaaa...:)
Sedang ingin pulang
Ada kalanya numpahin emosi itu boleh dilakukan selama cara penyampainnya dengan baik. Tapi mana ada orang yang sedang dikuasai emosi bisa bersikap baik-baik saja, menyampaikan ketidaknyamanan dengan bahasa lembut dan ramah, tutur kata yang santun juga bahasa tubuh yang santai.
Tapi saya berhasil melewatinya, saya marah dengan santun akhir-akhir ini, menyampaikan ketidakpuasan juga ketidaknyamanan saya dengan bahasa yang bisa dicerna dan dipahami dengan santai juga. Ada banyak hal yang tidak saya mengerti dan diharuskan mengerti. Capeee kan?
Saya sedang protes akan banyak hal dan saya keluarkan semua unek-unek yang mengganjal dalam hati saya kepada siapa pun yang sekiranya harus diutarakan dan ga bisa disimpen lagi didalam hati. Itu lebih baik yang saya rasakan. Saya tidak berharap lagi orang akan mengerti dengan apa sedang saya rasakan tapi saya rubah dengan coba menyampaikan apa yang saya inginkan dan rasakan.
Mulai dengan hal-hal kecil misal ; saya sedang tidak baik jadi maaf kalau sikap saya agak menggangu ; maaf saya sedikit bawel dengan hal-hal kecil tapi itu penting untuk perubahan lebih baik ; maaf untuk membiasakan ijin, minta maaf atau terimakasih kepada siapa pun; maaf aturan ya aturan suka tidak suka harus diikutin ; dan banyak lagi yang mulai saya aplikasikan paling tidak buat diri saya sendiri secara pelan pelan.
Capeee kalau terus mengharap mereka mengerti, susah pinternya kalu hal kecil aja harus selalu diingetin, karena tidak sedikit juga ketidaknyamanan ini kita sendiri yang menciptakannya.
Biarlah saya yang terus belajar untuk tetap menjaga emosi saya dalam kondisi apa pun.
Kalau toh ada ketidaknyamanan yang sedang saya rasakan, saya memilih menyampaikannya ketimbang menyimpannya dan merasa semua berjalan baik-baik saja. Walaupun setelahnya ada resiko yang harus saya terima dari apa yang saya anggap perlu disampaikan.
Setidaknya akan terasa lebih ringan dengan belajar nyampaikan apa yang sedang saya rasakan.
Komunikasi adalah cara lebih baik dari pada diam tapi banyak unek-unek dibelakang yang ga mampu disampaikan.
Selama penyampainnya dengan bahasa yang santun saya kira itu akan sangat membantu untuk merubah keadaan menjadi lebih baik dan nyaman.
"Mulailah untuk belajar melepas apa yang sedang diinginkan walau harus kehilangan banyak hal tetapi kalau muaranya untuk banyak hal kebaikan. Mulailah dari sekarang, setidaknya masih ada harapan, ada hal baru yang harus dijalani dan butuh perjuangan untuk kembali bisa meraihnya, ga ada yang sia-sia selama sudah berusaha untuk mencobanya".
Saya sedang menyampaikan dan terus mengeluarkan semua isi hati yang sedang saya rasakan, tentang keinginan untuk bisa pulang ke rumah sendiri, bisa kembali menata kehidupan di rumah sendiri, berkumpul dengan keluarga, saudara, sahabat, teman dan semua yang pernah saya lewati sebelum kehidupan baru yang sedang saya jalani sekarang. Saya benar-benar sedang merindukan kehidupan saya yang sebelumnya. Kerinduan tang akhir-akhir ini sedang menguasai saya sampai kedasar hati, memainkan emosi saya yang turun naik, jungkir balik, kacau sekacau kacaunya.
Saya sedang ingin pulang.
Saya sedang ingin merasakan sejuknya kota kelahiran masa kecil.
Saya sedang ingin menikmati semua yang pernah saya nikmati sebelumnya.
Saya sedang banyak ingin, ingin ini semoga menjadi harapan yang akan menjadi nyata.
Saya akan terus berharap akan ingin banyak hal itu.
Semoogaaaa....:)
Tapi saya berhasil melewatinya, saya marah dengan santun akhir-akhir ini, menyampaikan ketidakpuasan juga ketidaknyamanan saya dengan bahasa yang bisa dicerna dan dipahami dengan santai juga. Ada banyak hal yang tidak saya mengerti dan diharuskan mengerti. Capeee kan?
Saya sedang protes akan banyak hal dan saya keluarkan semua unek-unek yang mengganjal dalam hati saya kepada siapa pun yang sekiranya harus diutarakan dan ga bisa disimpen lagi didalam hati. Itu lebih baik yang saya rasakan. Saya tidak berharap lagi orang akan mengerti dengan apa sedang saya rasakan tapi saya rubah dengan coba menyampaikan apa yang saya inginkan dan rasakan.
Mulai dengan hal-hal kecil misal ; saya sedang tidak baik jadi maaf kalau sikap saya agak menggangu ; maaf saya sedikit bawel dengan hal-hal kecil tapi itu penting untuk perubahan lebih baik ; maaf untuk membiasakan ijin, minta maaf atau terimakasih kepada siapa pun; maaf aturan ya aturan suka tidak suka harus diikutin ; dan banyak lagi yang mulai saya aplikasikan paling tidak buat diri saya sendiri secara pelan pelan.
Capeee kalau terus mengharap mereka mengerti, susah pinternya kalu hal kecil aja harus selalu diingetin, karena tidak sedikit juga ketidaknyamanan ini kita sendiri yang menciptakannya.
Biarlah saya yang terus belajar untuk tetap menjaga emosi saya dalam kondisi apa pun.
Kalau toh ada ketidaknyamanan yang sedang saya rasakan, saya memilih menyampaikannya ketimbang menyimpannya dan merasa semua berjalan baik-baik saja. Walaupun setelahnya ada resiko yang harus saya terima dari apa yang saya anggap perlu disampaikan.
Setidaknya akan terasa lebih ringan dengan belajar nyampaikan apa yang sedang saya rasakan.
Komunikasi adalah cara lebih baik dari pada diam tapi banyak unek-unek dibelakang yang ga mampu disampaikan.
Selama penyampainnya dengan bahasa yang santun saya kira itu akan sangat membantu untuk merubah keadaan menjadi lebih baik dan nyaman.
"Mulailah untuk belajar melepas apa yang sedang diinginkan walau harus kehilangan banyak hal tetapi kalau muaranya untuk banyak hal kebaikan. Mulailah dari sekarang, setidaknya masih ada harapan, ada hal baru yang harus dijalani dan butuh perjuangan untuk kembali bisa meraihnya, ga ada yang sia-sia selama sudah berusaha untuk mencobanya".
Saya sedang menyampaikan dan terus mengeluarkan semua isi hati yang sedang saya rasakan, tentang keinginan untuk bisa pulang ke rumah sendiri, bisa kembali menata kehidupan di rumah sendiri, berkumpul dengan keluarga, saudara, sahabat, teman dan semua yang pernah saya lewati sebelum kehidupan baru yang sedang saya jalani sekarang. Saya benar-benar sedang merindukan kehidupan saya yang sebelumnya. Kerinduan tang akhir-akhir ini sedang menguasai saya sampai kedasar hati, memainkan emosi saya yang turun naik, jungkir balik, kacau sekacau kacaunya.
Saya sedang ingin pulang.
Saya sedang ingin merasakan sejuknya kota kelahiran masa kecil.
Saya sedang ingin menikmati semua yang pernah saya nikmati sebelumnya.
Saya sedang banyak ingin, ingin ini semoga menjadi harapan yang akan menjadi nyata.
Saya akan terus berharap akan ingin banyak hal itu.
Semoogaaaa....:)
Langganan:
Postingan (Atom)