Yaa...aku bukan seseorang yang istimewa. Hati aku kadang seperti timbangan yang timpang menjadi terlalu baik atau terlalu jahat.
Suasana hati yang tidak menentu, Apatis seringnya.
Pagi ini Aku dikejutkan dengan kebaikan seorang Kakek Tua yang membantu Aku menyebrangkan mobil yang Aku kendarai. aku baru tersadar tangan yang sudah keriput itu dengan alat bantu pendengar suara yang terpasang ditelinganya. Tangan itu terus melambai dan menyetop kendaraan lain agar aku bisa dengan mudah menyebrang jalan. Dia (kakek) hanya tersenyum manis dan melambaikan tangan ketika aku berusaha untuk mengucapkan terimakasih. Senyuman tulus itu. Seperti malaikat tanpa sayap di pagi hari...:)
Sepanjang perjalanan bhatin aku terus berbicara, apa yang ada dipikiran Kakek itu ya, sementara orang kebanyakan sedang hiruk pikuk dengan kenaikan BBM yang diikuti dengan kenaikan harga yang lainnya, yang membuat orang semakin menipis untuk saling bersentuhan dan bersinggungan dengan penghuni lainnya. Semakin egois dengan caranya sendiri-sendiri bagaimana mempertahankan pemikirannya.
Kakek itu Tanpa tulus, tenang dengan senyumannya dia ( kakek ) beranjak pergi, berjalan pelan tapi sangat kuat. Hebat ...sudah sangat jarang orang melakukan hal baik seperti ini kalau bukan karena ada kepentingan lain atau ada udang dibalik batu, batu diangkat udangnya kabur...hehehe. *tidak bermaksud menuduh hanya curhat aja*...waalah. Aku sendiri mungkin tidak akan pernah bisa melakukan hal yang sama seperti yang kakek itu lakukan. Aku yang ada kebanyakan mikir untuk melakukan hal baik pun, kalau ada udang di atas piring baru deeh mau...heheh.
Aku terus menatapnya dari balik kaca spion sampai hilang ditikungan. Sehat ya kek, sehat terus bhatin aku. Seneng masih bisa bertemu orang baik...:)
Selepas lampu merah yang kadang dipenuhi lamunan aneh dan aku sering larut dalam khayal dari utara sampai selatan lalu ke barat balik lagi ke utara dan akan tersadar dengan bunyi klakson kendaraan lain yang seketika membuyarkan petualanganku.
Lamunan gila saat lampu merah tadi pagi adalah " kok bisa harga cabe merah mencapai seratus sepuluh ribu per kilo" dasyat bhatin aku...*huuhcapeya*
Kebayang lagi senyuman Kakek yang baik hati itu, Apa yang ada di benaknya ya?
Tapi sepertinya sangat sederhana kehidupan yang kakek itu jalani. Ya senyuman tulus itu melebihi alasan dari jawaban terbaik mana pun...:)
Aku bingung darimana datangnya ya kakek yang baik hati itu....?
Suasana hati yang tidak menentu, Apatis seringnya.
Pagi ini Aku dikejutkan dengan kebaikan seorang Kakek Tua yang membantu Aku menyebrangkan mobil yang Aku kendarai. aku baru tersadar tangan yang sudah keriput itu dengan alat bantu pendengar suara yang terpasang ditelinganya. Tangan itu terus melambai dan menyetop kendaraan lain agar aku bisa dengan mudah menyebrang jalan. Dia (kakek) hanya tersenyum manis dan melambaikan tangan ketika aku berusaha untuk mengucapkan terimakasih. Senyuman tulus itu. Seperti malaikat tanpa sayap di pagi hari...:)
Sepanjang perjalanan bhatin aku terus berbicara, apa yang ada dipikiran Kakek itu ya, sementara orang kebanyakan sedang hiruk pikuk dengan kenaikan BBM yang diikuti dengan kenaikan harga yang lainnya, yang membuat orang semakin menipis untuk saling bersentuhan dan bersinggungan dengan penghuni lainnya. Semakin egois dengan caranya sendiri-sendiri bagaimana mempertahankan pemikirannya.
Kakek itu Tanpa tulus, tenang dengan senyumannya dia ( kakek ) beranjak pergi, berjalan pelan tapi sangat kuat. Hebat ...sudah sangat jarang orang melakukan hal baik seperti ini kalau bukan karena ada kepentingan lain atau ada udang dibalik batu, batu diangkat udangnya kabur...hehehe. *tidak bermaksud menuduh hanya curhat aja*...waalah. Aku sendiri mungkin tidak akan pernah bisa melakukan hal yang sama seperti yang kakek itu lakukan. Aku yang ada kebanyakan mikir untuk melakukan hal baik pun, kalau ada udang di atas piring baru deeh mau...heheh.
Aku terus menatapnya dari balik kaca spion sampai hilang ditikungan. Sehat ya kek, sehat terus bhatin aku. Seneng masih bisa bertemu orang baik...:)
Selepas lampu merah yang kadang dipenuhi lamunan aneh dan aku sering larut dalam khayal dari utara sampai selatan lalu ke barat balik lagi ke utara dan akan tersadar dengan bunyi klakson kendaraan lain yang seketika membuyarkan petualanganku.
Lamunan gila saat lampu merah tadi pagi adalah " kok bisa harga cabe merah mencapai seratus sepuluh ribu per kilo" dasyat bhatin aku...*huuhcapeya*
Kebayang lagi senyuman Kakek yang baik hati itu, Apa yang ada di benaknya ya?
Tapi sepertinya sangat sederhana kehidupan yang kakek itu jalani. Ya senyuman tulus itu melebihi alasan dari jawaban terbaik mana pun...:)
Aku bingung darimana datangnya ya kakek yang baik hati itu....?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar